Oleh: Ery Surayka Puspa Dwi S. Psi, Psikolog RS Islam Yogyakarta PDHI

Di bulan ramadhan ini tentulah pasti sebagian besar para orang tua akan mengajak anak-anaknya untuk melakukan ibadah di masjid baik itu buka bersama, sholat taraweh atau sholat wajib berjamaah di mesjid. Mengakrabkan anak terutama anak laki-laki  dengan mesjid memang sangat penting. Lakukanlah sedini mungkin agar anak terbiasa beribadah ke mesjid  dan ciptakanlah suasana menyenangkan agar ia selalu mengingat dan mencintai Allah.

Mari kita buat pengandaian. Jika seandainya Anda diminta tampil presentasi di hadapan gubernur atau pimpinan Anda. Apakah Anda akan tampil apa adanya atau mempersiapkan diri  jauh-jauh hari sebelumnya?  Tentu anda akan mempersiapkan materi sebaik mungkin dan berlatih sedemikian rupa agar penampilan anda mengesankan di mata mereka.

Suasana Beasiswa Anak Takwa RSIY PDHi Peduli di Masjid Multzam

Demikian pula sama hal nya dengan anak anda, bagi mereka pergi ke mesjid, atau  ke rumah sakit atau pun ke tempat yang belum ia kenal sebelumnya adalah sama menegangkannya ketika anda diminta presentasi di depan gubernur / pimpinan anda. Anak bukanlah orang dewasa yang dikecilkan maka ia perlu berlatih untuk menghadapi situasi yang baru. Lakukanlah hal-hal sebagai berikut untuk mempersiapkan si buah hati senang beribadah di mesjid:

Pertama, lakukanlah Briefing / pengarahan : apa saja yang harus dilakukan di mesjid, berapa lama waktunya, apa saja yang boleh dilakukan & tidak boleh dilakukan, mainan apa yang boleh ia bawa jika sholat belum selesai dan ia lelah/ minta pulang atau tiba-tiba rewel.

Kedua, lakukan Role Playing/ bermain peran :  lakukan beberapa skenario, suasana ketika sholat, suasana khutbah, suasana mesjid, perankan Anda sebagai orang tua, sebagai jamaah, sebagai teman main anak, dll.

Ketiga, mulailah Practice/ latihan: dengan mengajak  waktu sholat yang pendek, misal sholat subuh / magrib. Jangan langsung mengajak sholat tarawih yang waktunya panjang. Ingat rentang konsentrasi anak untuk duduk manis diam adalah pendek. Anak balita rentang waktu mampu bertahan adalah 20 menit sedangkan untuk usia 6-10 tahun maksimal 40 menit adalah suatu hal yang sangat luar biasa.

Keempat, bersama-sama lakukan Evaluation:  evaluasi mana yang harus diperbaiki & diajarkan lagi kepada anak. Buat kesepakatan pada anak setelah ia memahami.

Kelima, conditioning / kondisi nyata: bila telah berada dalam masjid kenalkan anak kita pada jamah lain, minta ijin dan minta maaf terlebih dahulu kepada mereka bila ada kondisi yang tidak menyenangkan terjadi akibat perilaku anak kita.

Semua persiapan ini sangat penting bukan sekedar agar jamaah lain tidak terganggu tapi mencegah anak mengalami perlakuan tidak menyenangkan  di tempat seharusnya ia cintai. Sering kita amati para pengurus masjid kadang suka menegur anak-anak dengan suara keras, ketika anak-anak malah bermain sementara ibadah sedang berlamgsung. Yang akhirnya terkadang membuat anak trauma & tidak nyaman lagi untuk pergi ke mesjid. Dimuat di Republika, Rabu, 8 Mei 2019.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *